Album Big Black Coat Menjadi Prestasi Puncak Junior Boys – Ide Jeremy Greenspan bersama Matt Didemus dalam menghasilkan karya musik memang tiada duanya. Karya mereka diakui oleh pecinta musik, musisi lainnya, dan pengamat musik. Mereka seolah tidak pernah berhenti membuahkan album setiap tahunnya. Meskipun gempuran pesaing banyak, bagi mereka yang terpenting berupa karya indah dapat dinikmati siapa saja tanpa terkecuali. Hal itu memang benar adanya dengan mengusung jenis musik pop elektrik. Meskipun zaman telah berubah, musik ini tetap mendapatkan tempat tersendiri. Karena memang jenisnya tidak usang dimakan oleh waktu. Berapapun usia pendengar entah itu tua atau muda. Semua tetap bisa menikmatinya. Alhasil apa yang mereka telurkan dalam setiap album selalu laku keras. Tidak ada sedikitpun tanggapan negatif akan hasil karya band dari Kanada ini. Setiap tahun penggemar selalu menanti album terbaru. Bahkan kegiatan konser mereka juga menyedot perhatian publik dan dinantikan kehadirannya. Meskipun dari wilayah Amerika, tur serta konser mereka berada di area luar negara tersebut.
Yang paling hangat dan menjadi bahan perbincangan adalah album kelima mereka. Saat itu dirilis album telah memasuki tahun 2016. Dibawah naungan City Slang, band ini kembali mengepakkan sayapnya. Hingga hari yang dinanti itu tiba. Album Big Black Coat rilis dengan gagahnya. Duo asal Kanada itu kembali menghebohkan publik. Karena album tersebut ternyata banyak dipengaruhi Daniel Bell serta Prefan Sprout. Ketika album ini dibuat rencana tur untuk mempromosikan menjadi bagian penting. Bahkan Jeremy memiliki gagasan khusus. Saat tur musik mereka dimulai dia akan mengikutsertakan sesama Ontarian Jessy Lanza. Dia adalah sosok yang bekerja dengan Jeremy saat debut album pada tahun 2013. Orang mengenal album itu dengan judul Pull My Hair Back. Itu dapat menjadi sebuah gebrakan baru untuk Junior Boys. Keikutsertaan beberapa orang tersebut karena duo kanada ini sama-sama menggeluti solo proyek sebagai sampingan. Sehingga saat kegiatan tur dimulai, mereka menggandeng rekan yang mampu berkolaborasi.
Tur musik yang dilakukan Junior Boys kali ini terbagi dalam beberapa leg. Hal tersebut dikarenakan penggemar mereka sudah banyak yang tersebar di berbagai negara. Supaya capaian hasilnya lebih optimal dalam pengenalan Big Black Coat, sistem pembagian leg dipakai. Saat itu tur dimulai di London. Semua benua Eropa mereka jelajahi seperti Prancis, Italia, Swiss, Jerman, Belanda. Bahkan Australia serta negara nordik lainnya tidak luput dari penjelajahan mereka. Setelah beberapa negara di luar Amerika dijelajahi. Mereka memutuskan untuk istirahat sejenak. Setelah itu tur musik kembali dilakukan dengan merambah wilayah Amerika. Rute awal mereka mulai dari Vancouver lalu merangkak ke pantai barat, pantai timur, midwest, dan berakhir di Toronto. Padat sekali jadwal mereka, karena itu bagian utama dari peluncuran Big Black Coat yang fenomenal.
Sisi fenomenal album tersebut karena didalamnya banyak keistimewaan. Pertama dari sisi sampul lagu di album ini. Big Black Coat ini mempunyai sampul lagu khusus yang menjadi bagian dari lagu soul milik Bobby Caldwell yang bersinar di tahun 1978. Lagu itu dikenal dengan judul What You Won’t Do For Love. Yang paling menarik lagi lagu ini sangat dipengaruhi orkestra bernama yellow magic serta plastikman. Selain itu It’s You direkomendasikan, sedangkan Jeremy menambahkan konsep pop Inggris beserta prefab sprout nan halus. Sehingga saat album ini diluncurkan penikmatnya sangat heboh. Jumlahnya berlipat dari album sebelumnya. Dari situlah pembuktian akan kualitas grup musik ini tidak diragukan.Meskipun proyek sampingan diambil, eksistensi Junior Boys tetap terjaga dan tambah berjaya.